Sabtu, 20 April 2024

Kopi Sembalun Bikin Jatuh Hati


 Kopi Sembalun Bikin Jatuh Hati Foto: sembalunkita.wordpress.com

ARAHDESTINASI.COM: Kopi Arabika Sembalun dari kaki Gunung Rinjani, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, bisa bikin jatuh hati dan ketagihan. Meski pun popularitasnya masih kalah jauh dengan kopi gayo, toraja, java, kintamani, dan sebagainya, namun soal cita rasa bisa bikin jatuh hati.

Keberadaan kopi Sembalun memang sempat meredup. Rusmala, tokoh pemuda Sembalun Lawang berkisah, pada 1962 kopi sembalun sempat ditanam oleh warga melalui program pertanian dan perkebunan sejenis kredit usaha tani (KUT). Namun pada 1967 para petani tidak mampu membayar, sehingga lahan kopi akhirnya diserahkan pada negara.

Mulai saat itulah, usaha kopi petani meredup. Banyak petani yang beralih menanam sayuran. Kebun kopi yang masuk ke dalam wilayah Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) pun terbengkalai. Meski demikian pohon kopi tetap tumbuh dan berbuah, dan masyarakat boleh memetik buahnya untuk diminum sehari-hari.

Melihat potensi yang ada di daerahnya itu, Rusmala seperti ditulis Antara, selaku generasi muda bersama teman-temannya berinisiatif ingin mengangkat kembali nama kopi Arabika Sembalun yang lama tertidur lelap.

Pada 2014, mereka mulai mencoba mengangkat kembali nama kopi arabika Sembalun dengan membeli buah kopi dari masyarakat yang ada di halamannya masing-masing. "Biasanya satu pohon bisa menghasilkan 30 kilogram," kata Rusmala yang memiliki usaha cafe di Sembalun Lawang.

Rusmala bersama rekan-rekannya mendatangi rumah warga yang memiliki pohon kopi, dan menawarkan harga di atas harga barter kopi yang biasa dilakukan warga di pasar. Saat ini, mereka baru bisa mendapat sekitar 300 kg kopi dari warga dan kemudian membuat merek Kopi Sembalun. "Saya ingin mengangkat kembali nama kopi Sembalun. Yang jelas kopi Sembalun itu single origin, yakni kopi yang berasal dari varietas yang sama di seluruh wilayah Sembalun,” katanya.

Kopi Arabika Sembalun merupakan varietas Sigaruntang yang ditanam pada 1962. Varietas Sigaruntang itu berasal dari Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Selain kopi daeri kawasan Sembalun, Rusmala juga mengangkat kopi arabika di Sanjang yang lokasinya bersebelahan dengan Sembalun. "Kalau di Sanjang, varietasnya kopi Malabar," katanya.

Permintaan kopi Arabika Sembalun menurut Rusmala sangat tinggi. Kopi yang berhasil dikumpulkan sebanyak 300 kg selalu habis. "Saya mengharapkan ada budidaya kopi Arabika Sembalun, hingga namanya bisa populer baik di dalam negeri maupun luar negeri," katanya.

Hal senada dikatakan oleh rekan Rusmala, Purnawirawan yang mengharapkan adanya perhatian dari pemerintah untuk mengangkat nama Kopi Arabika Sembalun. Dia menyayangkan potensi kopi yang ada di Sembalun disia-siakan begitu saja. "Makanya kami selalu mengangkat nama kopi Sembalun melalui merek dagang kami.”

Nah, kalau datang berwisata ke Sembalun, Lombok, jangan lupa mencicipi kopi Sembalun supaya bisa merasakan jatuh cinta dengan cita rasanya. (*)

Editor : Lintang Rowe

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

Kuliner Terbaru